Minggu, 01 Mei 2016

Cerita Seks : Satu Cowok Melawan Dua Cewek



Suatu hari di satu cafe aku bertemu dengan dua orang ABG yang montok banget. Ayu dan Lia. Ayu saat itu memakai halter neck ketat dan rok mini, sehingga toketnya yang besar makin membusung. Lia memakai kaos ketat dengan belahan yang rendah sehingga toketnya yang juga besar mengintip keluar, dan celLia ketat. Beberapa pria tampak melihat dengan bernafsu kepada kami. Kutraktir Ayu dan Lia makan, setelah itu aku mengajak jalan.


“Wow.., mobilnya keren banget oom. Sama kaya orangnya” kata Ayu setelah kami sampai di mobilnya.

Ayupun duduk di depan, sedang Lia duduk di belakang. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan cafe tersebut. Kuelus-elus paha mulus Ayu yang tersingkap karena rok mininya naik ke atas. Sesekali kulirik lewat kaca spion ke Lia yang sedang duduk dibelakang. Lia tau bahwa aku memperhatikannya, dia hanya tersenyum tersipu. Ayu minta dibelikan pakaian, dan itu aku OK saja. Lia pun kebagian juga kubelikan celLia jeans.

Selesai belanja kuajak mereka santai di apartment. Ayu meng-OK-kan saja ajakanku. Tak lama kami sudah sampai di apartment. Kita turun ke basement, parkir mobil dan menuju lift. Aku langsung memijit lantai apartment dan lift meluncur ke atas. Apartmentnya type studio sehingga hanya ada satu ruang yang multi fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur. Aku merebahkan diri di ranjang. Lia duduk di kursi di pojok ruang. Sementara Ayu pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali, Ayu hanya berbalut handuk kemudian ikut rebahan diranjang bersamaku. Kulingkarkan tanganku pada pundak Ayu dan mengelus-elusnya. Tak lama aku mulai menciumi bibir Ayu sambil meraba-raba toket Ayu.

“Lia.. Sini donk..” ajak Ayu.

Lia masih duduk termangu saja di kursi melihat semua ini. Ayu pun menciumku penuh napsu. Kubuka belitan handuk sehingga Ayu langsung bertelanjang bulat. Langsung kuciumi dan kujilati toket Ayu dengan rakus. Kuhisap-hisap pentil Ayu. Lia yang mulai terangsang melihat Ayu sedang kugumuli. Jariku meraba bibir nonok Ayu yang dipenuhi dengan jembut yang lebat. Ayupun melenguh nikmat ketika jariku menemukan itilnya.

Sementara itu, toket Ayu masih terus kujilati dan kuemut pentilnya. Ayu yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhku. Dengan cepat dia melucuti kancing kemejaku. Dihisapnya pentilku, sementara tangannya melucuti celLiaku.

“Ayu buka dulu ya oom” katanya sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaianku.

Aku tinggal ber-CD, dan tampak kontolku mencuat keluar tak mampu tertampung di dalam CD.

“Lia.. sini deh.. kontol si oom gede banget, panjang lagi” kata Ayu sambil mengelus-elus kontolku dari balik CD-ku. Ayupun kemudian membuka CD-ku, dan kontolku yang sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak dihadapannya.

“Gila.. Gede banget.. Bikin Ayu nafsu..” kata Ayu sambil menundukkan kepalanya mulai menjilati dan kemudian mengulum kontolku.

Lia sudah terangsang melihat adegan ini dan dia raba-raba toketnya sendiri.

“An.. Bantuin gue dong..” kata Ayu sambil terus menghisap kontolku sementara aku mengelus-elus rambut Ayu yang panjang itu.

Kadang tanganku berpindah ke toket Ayu yang sekal dan mempermainkan pentilnya.

“Ayu.. Enak banget Ayu..” desahku, Ayu terus menjilati kontolku.

Lia sudah tak bisa lagi menahan nafsunya melihat Ayu sedang mengulum kontolku. Lia bangkit dari kursi dan berjalan kearah ranjang. Lia merebahkan badannya di sampingku. Langsung kurengkuh wajahnya dan kuciumi dengan penuh napsu. Tanganku pun bergerilya membuka halter neck ketatnya. Kemudian dengan gemas kuremas toketnya.

“Iih oom.. Udah nggak sabar pengin nyusu ya?” godanya.

Aku tak menghiraukan perkataannya, langsung kuangkat cup BHnya yang kekecilan untuk menampung toketnya yang besar. Kuhisap pentilnya dengan gemas.

“Ahh.. Ahh” erangnya ketika pentilnya yang telah mengeras kujilati dan kuhisap.
“Enak oom.. Ahh” erangnya. “Emut pentilnya oom..” pintanya.

Erangannya semakin menjadi.

“Sstt.. Hah.. Sstt.. Hah ” Lia kembali mendesis.

Sementara itu Ayu masih sibuk menjilati dan mengulum kontolku. Terkadang dihisapnya juga biji pelerku. Sementara itu tangannya tampak sibuk meremas-remas toketnya sendiri. Setelah aku puas menikmati toketnya, Lia kudorong sedikit ke arah selangkanganku.

“Nih An.” kata Ayu sambil mengeluarkan kontolku dari mulutnya.

Dipegangnya batang kontolku, Lia gemas melihatnya.

“Ih.. oom, gede banget..”.
“Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?”
 “Belum oom.. Punya cowok Lia nggak sebesar ini.” jawabnya.
“Arghh.. Enak Lia.” erangku ketika Lia mulai mengulum kepala kontolku.

Dijilatinya lubang kencingku dan kemudian dikulumnya kontolku dengan bernafsu. Sementara itu batang kontolku dikocoknya sambil sesekali diremas perlahan biji pelernya. Aku keenakan ketika Lia mengeluar masukkan kontolku dengan mulutnya. Aku mengusap-usap rambutnya dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh eranganku. Saat Lia menghisap kontolnya, kepalanya maju mundur, toketnya pun bergoyang. Dengan gemas kuremas toketnya.

“Lia.., jepit pakai toketmu” pintaku.

Lia langsung meletakkan kontolku di belahan toketnya, dan kemudian aku mengenjot kontolku diantara toketnya.

“Enak banget sshh..”

Aku seperti tak kuasa menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, aku menyodorkan kembali kontolku ke mulutnya. Lia menyambutnya dengan penuh nafsu. Setelah beberapa lama, diberikannya kembali kontolku pada Ayu. Dengan sigap, Ayupun kembali menghisapi kontolku lagi. Demikian berlangsung terus menerus. Secara bergantian Lia dan Ayu menghisap kontolku.

Lia kemudian berdiri dan melepas sisa pakaiannya. Aku terbelalak melihat nonoknya yang juga berjembut cukup lebat. Lia menaiki tubuhku dan mengarahkan kontolku ke nonoknya. Lia menurunkan tubuhnya dan kontolku mulai menerobos nonoknya yang sempit.

“Ooh.. Besar banget nih kontolnya oom.. Ahh..” desahnya ketika kontolku telah berhasil memasuki nonok nya.
“Tapi enak khan..” tanya Ayu menggoda.
“Iya sih.. Aduh.. Oh.. Sstt..Hah.. Hah..” erangnya lagi ketika Aku mulai menggenjot nonoknya.

Tanganku memegang pinggangnya sambil terus mengenjot nonoknya. Sementara Ayu berpindah ke sampingku dan menyodorkan toketnya ke mulutku. Aku segera menjilati toket Ayu.

“Oom.. Gimana Lia oom.. Enak khan ngentotin Lia?” tanya Ayu menggoda.

Lia masih meliuk-liukan tubuhnya. Aku pun terus menggenjot nonoknya dari bawah, sambil sesekali tanganku meremas toketnya yang berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, aku membalikkan tubuhnya sehingga aku berada diatas. Kugenjot kontolku keluar masuk nonoknya sambil menciumi wajahnya.

“Ehmm.. Sstt.. oom.. Enak.. Ohh. Kontol oom gede banget, nonok Lia sampe sesek rasanya oom, gesekan kontol oom terasa banget di nonok Lia. Mau deh Lia dientot oom tiap malam,” Lia melenguh keenakkan.
“Ayo isap pentil oom” perintahku.

Liapun kemudian menghisap pentilnya sementara aku terus menggenjot nonoknya. Tak lama tubuhnya mengejang, dan Lia mengerang dan menggelinjang ketika nyampe. Terasa nonoknya berkedut-kedut.

“Lia, enak banget, kontol oom seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan nonok kamu”.

Karena masih ada Ayu yang harus digarap, aku menarik kontolku dari nonoknya, dan aku segera menciumi Ayu yang berada di sebelahku. Ayu kusuruh menungging membelakangiku. Dengan gaya doggy style aku mengentoti Ayu dari belakang.

“Aduh.. oom.. kuat banget.. Ohh..” erang Ayu ketika kuenjot nonoknya.

Lia lemas berbaring di ranjang menyaksikan aku ngentot dengan Ayu.

“Gila.. nonokmu enak banget Ayu..” kataku.

Tanganku memegang pinggul Ayu, terkadang meremas pantatnya yang membulat. Ayu pun menjerit nikmat. Toketnya pun tampak bergoyang-goyang menggemaskan. Bosan dengan posisi ini, aku kemudian duduk di kursi. Ayu lalu duduk membelakangiku dan mengarahkan kontolku ke dalam nonoknya. Kusibakkan rambutnya yang panjang dan menciumi leher Ayu. Sementara itu tubuh Ayu bergerak naik turun. Tanganku sibuk meremas toketnya.

“Ahh.. Ahh.. Ahh..” erang Ayu seirama dengan goyangan badannya diatas tubuhku.

Terkadang erangan itu terhenti saat kusodorkan jemariku untuk dihisap Ayu. Beberapa saat kemudian, kuhentikan goyangan badannya dan kucondongkan tubuh Ayu agak ke belakang, sehingga dapat menghisap toketnya. Dengan gemas kulahap bukit kembarnya dan sesekali pentil Ayu kujilati. Erangan Ayu semakin keras terdengar, membuat Lia menjadi kembali bernapsu. Setelah aku selesai menikmati toket ranumnya, kembali Ayu mengenjot tubuhnya naik turun dengan liar. Binal banget kelihatannya. Cukup lama aku menikmati perngentotan dengan Ayu di atas kursi. Lalu aku berdiri, dan kembali berciuman dengan Ayu. Sambil dengan gemas meremas dan menghisap toket Ayu. Aku ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu kurebahkan Ayu di atas ranjang. Aku kemudian mengarahkan kontolku kembali ke dalam nonok Ayu.

“Ahh..” erang Ayu kembali ketika kontolku kembali menyesaki nonoknya.

Langsung Ayu kuenjot dengan gLias. Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah pLias suasLia. Kulihat Ayu menggelengkan kepalanya ke kLian ke kiri menahan nikmat. Tangannya meremas-remas sprei ranjang.

“Oom.. Ayu hampir sampai oom.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritnya sambil tubuhnya mengejang dalam dekapanku.

Tampak dia telah nyampe. Aku menghentikan enjotanku sebentar, dan Ayu pun kemudian lunglai di atas ranjang. Kulihat butir keringat mengalir di wajah Ayu. Toketnya naik turun seirama dengan helaan nafasnya. Aku kembali menggemasi toket Ayu dengan bernafsu. Aku mulai lagi mengenjot nonok Ayu sambil sesekali meremas toketnya yang bergoyang seirama enjotanku. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk nonok Ayu sampai akhirnya ngecretlah pejuku di dalam nonok Ayu. Ayu terkapar karena kenikmatan dan lemas.

Aku menghampiri Lia yang masih terkapar di ranjang. Aku mulai menciuminya sambil mengusap-usap paha Lia, dan kemudian mengilik nonoknya dengan jemariku.

“Ehmm..” erangnya saat itilnya kuusap-usap dengan gemas.

Erangannya terhenti aku menciumnya dengan penuh napsu. Tanganku meremas-remas toketnya yang besar menantang.

“Oom kuat banget sih, baru ngecret dengan Ayu sudah mau ngentot lagi dengan Lia” ucapnya lirih.
“Iya habis oom pengen diempot nonok kamu sampe ngecret. Tadi kan belum ngecret, itu juga udah nikmat banget rasanya. Apalagi kalo sampe ngecret” bisikku.

Desahnya kembali terdengar ketika lidahku mulai menari di atas pentilnya yang sudah menonjol keras. Kuhisap dengan gemas gunung kembarnya hingga membuat tubuhnya menggelinjang nikmat.

“Gantian dong lia” bisikku ketika aku sudah puas menikmati toketnya yang ranum.

Kami pun kembali berciuman sementara tangannya meremas kontolku yang mulai membengkak. Lia pun kemudian mendekatkan wajahnya ke kontolku, dan mulutnya mulai mengulum kontolku. Sambil menghisap kontolku, Lia mengocok perlahan batangnya, membuatku tak tahan untuk menahan erangan nikmatnya.

“Ihh… Ayu juga pengen dong..”, kata Ayu sambil menggeser ke arahku.
“Ya ayo” kataku sambil mengelus-elus rambut Lia yang masih menghisap kontolnya.

Ayu pun langsung kuciumi. Lidah kami saling bertaut, sementara Lia masih sibuk menikmati kontolku. Setelah puas berciuman, aku mencabut kontolku dari mulutnya.

“Ayo Ayu” kataku sambil sedikit menekan kepala Ayu agar mendekat ke kontolku.
“Iya..” kata Ayu sambil dengan imutnya menyibakkan rambut yang menutupi telinganya.
“Ahh.. Yes..” desahku saat Ayu memasukkan kontolku ke dalam mulutnya.

Ayu menghisap kontolku seperti Liak kecil sedang memakan permen lolipop. Nikmat sekali rasanya. Cukup lama juga Ayu menikmati kontolku. Sementara itu Lia kembali menyodorkan toketnya ke aku. Setelah beberapa lama menghisap toketnya, aku kemudian mendekatkan wajahnya ke arah kontolku lagi. Dia mencium biji pelerku, sementara Ayu masih sibuk mengulum kontolku.

“Nih gantian lI..” katanya sambil menyorongkan kontolku ke Lia yang berada di dekatnya.

Lia pun dengan sigap kembali mengemut kontolku. Sementara itu, kali ini gantian Ayu yang menjilati dan menciumi biji pelerku. Aku mengelus-elus kepala Lia dan Ayu yang sedang mengemut kontolku.

Aku sudah ingin ngentot lagi dengan Lia. Lia kusuruh duduk membelakangiku di pangkuanku. Dia mengarahkan kontolku kedalam nonoknya.

“Ah..” desahnya ketika kontolku kembali menyesaki nonoknya.

Lia kemudian menaik-turunkan tubuhnya di atas pangkuanku. Ayu pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika Lia sedang mengenjot kontolku dalam jepitan nonoknya. Sambil menciumi Ayu, tanganku memainkan i tilnya.

“Ah.. Terus oom.. Lia mau nyampe..” desahnya.

Semakin cepat aku mengusap itilnya, sedangkan tubuhnya pun semakin cepat menggenjot kontolku.

“Ahh..” erangnya nikmat saat Lia nyampe.

Tubuhnya mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas pangkuanku. Kembali terasa nonoknya berkedut-kedut dengan keras. Setelah reda kedutan nonoknya, kontolku kucabut dari nonoknya, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan nonoknya. Lia kutelentangkan dan segera aku menaiki tubuhnya. Paha Lia sudah mengangkang lebar. Aku tidak langsung memasukkan kontolku kedalam nonoknya, tetapi kugesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir nonoknya hingga menyentuh itilnya.

“Oom.. Aduuhh.. Aduuhh oom! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo oom.. Masukin aja.. Nggak tahann..” Lia menjerit-jerit tanpa malu.

“Udah nggak tahan ya.. An, cepat banget sudah napsu lagi..” jawabku.

Tiba-tiba aku langsung menekan sekuat tenaga. Lia sama sekali tak menyangka akan hal itu, sehingga kontolku langsung melesak ke dalam nonoknya. Kontolku kembali menyesaki nonoknya yang sempit itu. Aku mulai mengenjotkan kontolku naik turun dengan teratur sehingga menggesek seluruh lubang nonoknya. Lia turut mengimbanginya, pinggulnya berputar penuh irama. Bergerak patah-patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan nonoknya kembali terasa.

“Lia, nikmat banget deh empotan nonok kamu”, kataku terengah.

Lia semakin bergairah, pinggulnya terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot nonoknya.

“Akkhh.. Li..Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh..” erangku berulang-ulang.

Aku semakin kuat meremas-remas dan memilin-milin pentilnya dan bibirku terus menyapu seluruh wajahnya hingga ke leher, sambil semakin mempercepat irama enjotanku. Lia berusaha mengimbangi keluar masuknya kontolku di dalam nonoknya dengan goyangan pantatnya. Aku berusaha keras untuk bertahan, agar tidak ngecret sebelum Lia nyampe lagi. Kontolku terus mengaduk-aduk nonoknya semakin cepat lagi. Nonoknya terasa makin berkedut, kedua ujung pentilnya semakin keras, mencuat berdiri tegak. Langsung pentilnya kusedot kuat-kuat kemudian kujilati dengan penuh nafsu.

“Oom..! Lebih cepat lagi doonng..!” teriaknya sambil menekan pantatnya kuat-kuat agar kontolku lebih masuk ke nonoknya.

Beberapa detik kemudian tubuhnya bergetar hebat, diiringi dengan cairan hangat menyembur dari nonoknya. Bersamaan dengan itu, tubuhku pun bergetar keras yang diiringi semprotan pejuku ke dalam nonoknya. Lia pun mengerang tertahan. Lia langsung memeluk tubuhnya erat-erat, dengan penuh perasaan aku membalas pelukannya sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kakinya melingkar di sekitar pinggangku, sementara bibirku terus menghujani sekujur wajah dan lehernya dengan ciuman. Lia masih bisa merasakan kedutan nonoknya.


Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan di kamar mandi. Lia dan Ayu belum pernah merasakan sedemikian nikmatnya dientot lelaki dan aku juga puas banget ngentot dengan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar